Faktor yang
mempengaruhi keaktifan belajar siswa meliputi faktor kesiapan, faktor kognitif
siswa, faktor motivasi dan faktor desain pembelajaran. Keempatnya saling
berkaitan dan secara bersama-sama mendukung proses belajar matematika siswa.
Berikut ini akan dijelaskan dengan uraian-uraiannya dan runtut beserta
contoh-contoh pembelajaran matematika.
Empat faktor tersebut antara lain:
1.
Faktor kesiapan
belajar
Faktor yang
mempengaruhi keaktifan belajar matematika adalah faktor kesiapan belajar.
Menurut Slameto (2003: 113) mengemukakan kesiapan belajar adalah keseluruhan
kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban
didalam cara tertentu terhadap situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan
berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon. Kondisi yang dimaksud
adalah kondisi fisik, mental dan emosional, keterampilan, pengetahuan dan
pengertian lain yang telah dipelajari. Sedangkan menurut Hamalik (2003:41)
kesiapan belajar adalah keadaan kapasitas
yang ada pada diri siswa dalam hubungan dengan pengajaran tertentu. Jadi
dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan kesiapan belajar adalah
kondisi diri yang telah dipersiapkan untuk melakukan suatu kegiatan.
Keaktifan belajar
itu beraneka ragam bentuknnya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati
sampai kegiatan psikis yanng susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca,
mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan sebagainya. Oleh
karena itu kesiapan belajar merupakan faktor penting yang mempengaruhi
keaktifan belajar matematika siswa karena dalam hal ini siswa berusaha
menggunakan kemampuan yang dimiliknya untuk berperan aktif terhadap
keterlibatan langsung dalam belajar matematika. Contoh pembelajaran matematikanya
adalah pada materi Persamaan Linier Dua Variabel (PLDV), kemudian pada pokok
bahasan PLDV tersebut siswa dapat membandingkan konsep yang mereka milki,
dilanjutkan dengan mencoba menyimpulkannya. dari hasil pemecahan masalah yang
mereka selesaikan, siswa mencoba mempresentasikan hasil belajarnya dengan teman
sebayanya dan menggunakan kegiatan psikis-psikis lainnya.
2.
Faktor Kognitif
Siswa
Faktor kognitif
siswa merupakan faktor yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang
menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam kognitif. Faktor kognitif siswa
meliputi hal berikut:
a.
Pengetahuan Awal (Prior Knowledge)
Pengetahuan
awal (prior knowledge) adalah sekumpulan pengetahuan dan pengalaman individu
yang diperoleh sepanjang perjalanan hidupnya, kemudian dibawa pada suatu
pengalaman belajar baru. Konsepsi prapembelajaran atau skema kognitif adalah
konsepsi para siswa yang dapat dipakai sebagai pegangan awal oleh para guru
dalam pembelajaran.
b.
Asimilasi
Asimilasi adalah proses dimana anak
mengevaluasi dan mencoba memahami informasi baru, berdasarkan pengetahuan dunia
yang sudah dimiliki (Upton, 2012: 24). Jadi dalam hal ini menunjukkan bahwa
asimilasi adalah proses yang mana individu mengintegrasikan antara persepsi,
konsep atau pengalaman baru ke dalam skema kognitifnya.
c.
Akomodasi
Akomodasi adalah proses dimana anak memperluas
dan memodifikasi representasi-representasi mental mereka tentang dunia
berdasarkan pengalaman-pengalaman baru (Upton, 2012: 24). Jadi intinnya akomodasi adalah proses
kognitif individu dalam menghadapi stimulus yang masuk ke dalam struktur
kognitifnya. Proses akomodasi dapat terjadi dalam dua hal yaitu mengubah skema
yang ada dalam struktur kognitif individu karena pengalaman yang ia temukan
tidak ada dalam struktur berpikir individu atau individu bisa memodifikasi
skema yang ada sehingga cocok dengan stimulus yang masuk ke dalam diri
individu.
d.
Daya ingat
jangka panjang
Long
Term Memory (LTM) atau memori
jagka panjang adalah suatu proses memori atau ingatan yang bersifat permanen,
artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam jangka waktu yang sangat
panjang. Long term memory merupakan tahapan akhir dari model proses
informasi. Long term memory mempunyai dua komponen yakni Explisit/ declarative
memory dan Implisit / non-declarative memory.
Memperhatikan dari
beberapa faktor kemampuan kognitif siswa setidaknya dalam hal ini bisa menjadi
perhatian bahwa faktor kognitif adalah salah satu faktor yang mempengaruhi
keaktifan belajar, terutama belajar matematika yang mempunyai tingkatan kognitif
yang sangat diperlukan terhadap salah satu kriteria keberhasilan siswa,
disebabkan faktor kognitif lebih mendominasi dalam kriteria penilaian belajar
siswa. Contoh pembelajaran matematika yang memepengaruhi faktor kognitif adalah
misalkan: pada materi Logaritma alog c = b. Sebelum memahami materi
tersebut tentunya siswa harus mengetahui pra-materi tentang persamaan Eksponensial
ab = c. Sehingga dari materi tersebut siswa telah membuktikan bahwa
enam faktor kognitif merupakan penunjang keaktifan siswa dalam belajar
matematika. Materi tentang Logaritma dan Eksponensial yang mereka pelajari
dalam diri siswa tentunya melalui tahapan-tahapan keenam faktor kognitif siswa
yakni pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sisntesis, dan evaluasi.
3.
Faktor motivasi
belajar
Faktor yang
mempengaruhi keaktifan selanjutnya adalah faktor motivasi belajar. Motivasi
belajar menurut Mc Donald yang dikutip Oemar Hamalik (2003:158) motivasi adalah
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Jadi dapat disimpulkan motivasi belajar
adalah keseluruhan daya untuk menggerakkan dalam diri siswa yang mengakibatkan
kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang diinginkann oleh
subjek belajar itu bisa tercapai. Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi
belajar yakni faktor individual dan faktor sosial. Faktor individual seperti
kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan dan faktor pribadi. Sedangkan
faktor sosial misalkan faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru,
alat-alat dalam belajar dan motivasi sosial.
Jadi dalam hal ini
dapat disimpulkan bahwa faktor motivasi merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi keaktifan belajar siswa dan dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa. Contoh motivasi belajar siswa yaitu ketika siswa belajar materi
matematika tentang Persamaan Aljabar, siswa berusaha untuk pantang menyerah
dalam memecahkan masalah berupa soal-soal dan guru memfasilitasi siswa agar
dapat mengkonstruk pengetahuan pada proses pembelajaran tersebut.
4.
Faktor desain
belajar
Desain belajar dapat
didefinisikan dengan suatu proses desain dan sistematis untuk menciptakan
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien serta membuat kegiatan pembelajaran
lebih mudah, yang didasarkan pada apa yang kita ketahui mengenai teori-teori
pembelajaran, teknologi informasi, sistematika analalisis. Jadi dari definisi
tersebut jelas bahwa desain pembelajaran merupakan faktor yang mempengaruhi
keaktifan belajar matematika karena desain pembelajaran adalah bertujuan
mencapai solusi terbaik dalam memecahkan masalah dengan memanfaatkan sejumlah
informasi. Contoh desain belajar matematika adalah siswa belajar materi tentang
Persamaan Kuadrat yakni dengan strategi kerja kelompok bersama teman-teman
kelompoknya dan berusaha memecahkan masalah matematika tersebut dengan beberapa
cara seperti berdiskusi, tutor sebaya atau dengan strategi lain dan juga dengan
menggunakan media yang dibutuhkan dalam membahas materi tersebut agar dirinya
dan teman kelompoknya dapat dengan mudah memahaminya.
DAFTAR REFERENSI
Hamalik,
Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.
Jakarta: Bumi Aksara
Slameto. 2003. Belajar
dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Upton, Penney. 2012. Psychology Express: Developmental Psychology. Jakarta: Erlangga.
terima kasih ,
BalasHapus