Rabu, 18 Maret 2015

Penerapan Asimilasi dan Akomodasi dalam Pembelajaran Matematika



Skema adalah kerangka mental yang digunakan untuk mengatur pengetahuan. Skema sebagai struktur data yang mewakili pengetahuan yang tersimpan dalam memori. Skema menghasilkan slot, yang berperan sebagai isi memori yang mempunyai bermacam-macam nilai. Dengan kata lain, pengetahuan akan diterima, dikodekan, disimpan, dan dimaknai sesuai dengan slot di mana ia ditempatkan (Bruning, dkk, 2004: 48). Sejalan dengan pendapat Bruning, dkk, Desmita (2012: 102) mengungkapkan bahwa skema (struktur kognitif) adalah proses atau cara mengorganisasi dan merespon berbagai pengalaman. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa skema sangat mempengaruhi individu dalam memperoleh pengetahuan.
Piaget (Upton, 2012: 24), berpendapat bahwa pengetahuan dibangun melalui dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Berikut akan dijelaskan masing-masing proses tersebut.
A.      Asimilasi
Asimilasi adalah proses dimana anak mengevaluasi dan mencoba memahami informasi baru, berdasarkan pengetahuan dunia yang sudah dimiliki (Upton, 2012: 24). Selanjutnya menurut Desmita (2012: 103), asimilasi merupakan perubahan objek eksternal menjadi struktur pengetahuan internal. Proses asimilasi ini didasarkan atas kenyataan bahwa setiap saat manusia selalu mengasimilasi informasi-infomasi yang sampai kepadanya, dimana kemudian informasi-informasi tersebut dikelompokkan ke dalam istilah-istilah yang sebelumnya sudah mereka ketahui. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa asimilasi adalah proses yang mana individu mengintegrasikan antara persepsi, konsep atau pengalaman baru ke dalam skema kognitifnya.

B.       Akomodasi
Akomodasi adalah proses dimana anak memperluas dan memodifikasi representasi-representasi mental mereka tentang dunia berdasarkan pengalaman-pengalaman baru (Upton, 2012: 24). Sedangkan Hergenhahn (2010: 326) mengungkapkan bahwa akomodasi adalah pertumbuhan progresif dari struktur kognitif yang mengubah karakter dari semua proses belajar selanjutnya. lebih lanjut Desmita (2012: 103) berpendapat bahwa akomodasi adalah mengubah struktur kognitif yang telah dimiliki sebelumnya untuk disesuaikan dengan objek stimulus eksternal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa akomodasi adalah proses kognitif individu dalam menghadapi stimulus yang masuk ke dalam struktur kognitifnya. Proses akomodasi dapat terjadi dalam dua hal yaitu mengubah skema yang ada dalam struktur kognitif individu karena pengalaman yang ia temukan tidak ada dalam struktur berpikir individu atau individu bisa memodifikasi skema yang ada sehingga cocok dengan stimulus yang masuk ke dalam diri individu.



CONTOH 1
Asimilasi:
Seorang siswa mempunyai skema tentang perkalian sebagai penjumlahan bilangan sebanyak n kali. Kemudian, guru memberikan informasi baru mengenai ekponensial atau perkalian bilangan yang sama sebanyak n kali. Dengan pemberian informasi tersebut, siswa akan merasa proses perkalian sebagai penjumlahan bilangan sebanyak n kali berbeda dengan perkalian bilangan yang sama sebanyak n kali karena mempunyai kekhususan, yaitu dalam penulisannya. Siswa perlu memasukkan informasi baru ini ke dalam skema yang sudah dimiliki dengan mencoba mengerjakan proses perkalian bilangan yang sama sebanyak n kali tersebut.
Akomodasi:                       
Dalam proses perkalian bilangan yang sama sebanyak n kali yang dilakukan, siswa akan memodifikasi skema yang sudah dimiliki yaitu perkalian sebagai penjumlahan bilangan sebanyak n kali dengan menambahkan skema eksponensial sebagai perkalian bilangan yang sama sebanyak n kali. Dengan memodifikasi, siswa akan memperoleh skema baru mengenai eksponensial yang merupakan perkalian bilangan sebanyak n kali dengan kekhususan bilangan tersebut sama yang kemudian dapat dituliskan dalam bentuk ab = c  dengan keterangan a = sebuah bilangan, b = banyaknya pengulangan, dan c = hasil perkalian yang juga merupakan hasil eksponensial atau perpangkatan.
 
CONTOH 2 
Asimilasi: 
Siswa telah mempunyai skema tentang eksponensial sebagai perkalian bilangan sebanyak n kali dengan kekhususan bilangan tersebut sama yang kemudian dapat dituliskan dalam bentuk ab = c. Kemudian guru melanjutkan pembelajaran matematika dengan materi logaritma. Guru membimbing siswa memahami logaritma. Siswa akan memanggil skema tentang eksponensial yang nantinya akan dimodifikasi membentuk skema baru. Siswa perlu memasukkan informasi baru ini ke dalam skema yang sudah dimiliki dengan mencoba mengerjakan daan memahami tentang logaritma. 
Akomodasi:
Dalam proses memahami logaritma, siswa akan memodifikasi skema yang sudah dimiliki yaitu eksponensial sebagai perkalian bilangan yang sama sebanyak n kali yang dapat dituliskan dalam bentuk ab = c menjadi skema logaritma yang dapat dituliskan dalam bentuk alog c = b   dimana a disebut basis atau pokok logaritma dan c merupakan bilangan yang dilogaritmakan. Dengan memodifikasi, siswa akan memperoleh skema baru mengenai logaritma tersebut
                 
 
Daftar Pustaka

Bruning, R. H., Scraw, G. J., Norby, M. N., & Ronning, R. R. 2004. Cognitive Psychology and Instruction. Ohio: Prentice Hall.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Hergenhahn, B.R dan Olson, M.H. 2010. Theories of Learning. Jakarta: Kencana.
Upton, Penney. 2012. Psychology Express: Developmental Psychology. Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar