Skema adalah kerangka
mental yang digunakan untuk mengatur pengetahuan. Skema sebagai struktur data
yang mewakili pengetahuan yang tersimpan dalam memori. Skema menghasilkan slot,
yang berperan sebagai isi memori yang mempunyai bermacam-macam nilai. Dengan
kata lain, pengetahuan akan diterima, dikodekan, disimpan, dan dimaknai sesuai
dengan slot di mana ia ditempatkan (Bruning, dkk, 2004: 48). Sejalan dengan
pendapat Bruning, dkk, Desmita (2012: 102) mengungkapkan bahwa skema (struktur
kognitif) adalah proses atau cara mengorganisasi dan merespon berbagai
pengalaman. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa skema sangat mempengaruhi
individu dalam memperoleh pengetahuan.
Piaget (Upton, 2012:
24), berpendapat bahwa pengetahuan dibangun melalui dua proses, yaitu asimilasi
dan akomodasi. Berikut akan dijelaskan masing-masing proses tersebut.
A. Asimilasi
Asimilasi adalah
proses dimana anak mengevaluasi dan mencoba memahami informasi baru,
berdasarkan pengetahuan dunia yang sudah dimiliki (Upton, 2012: 24).
Selanjutnya menurut Desmita (2012: 103), asimilasi merupakan perubahan objek
eksternal menjadi struktur pengetahuan internal. Proses asimilasi ini
didasarkan atas kenyataan bahwa setiap saat manusia selalu mengasimilasi
informasi-infomasi yang sampai kepadanya, dimana kemudian informasi-informasi
tersebut dikelompokkan ke dalam istilah-istilah yang sebelumnya sudah mereka
ketahui. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa asimilasi adalah proses yang
mana individu mengintegrasikan antara persepsi, konsep atau pengalaman baru ke
dalam skema kognitifnya.
B. Akomodasi
Akomodasi adalah
proses dimana anak memperluas dan memodifikasi representasi-representasi mental
mereka tentang dunia berdasarkan pengalaman-pengalaman baru (Upton, 2012: 24).
Sedangkan Hergenhahn (2010:
326) mengungkapkan bahwa akomodasi adalah pertumbuhan progresif dari struktur
kognitif yang mengubah karakter dari semua proses belajar selanjutnya. lebih lanjut Desmita (2012: 103) berpendapat bahwa akomodasi adalah
mengubah struktur kognitif yang telah dimiliki sebelumnya untuk disesuaikan
dengan objek stimulus eksternal.
Berdasarkan
beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa akomodasi adalah proses
kognitif individu dalam menghadapi stimulus yang masuk ke dalam struktur kognitifnya.
Proses akomodasi dapat terjadi dalam dua hal yaitu mengubah skema yang ada
dalam struktur kognitif individu karena pengalaman yang ia temukan tidak ada dalam
struktur berpikir individu atau individu bisa memodifikasi skema yang ada
sehingga cocok dengan stimulus yang masuk ke dalam diri individu.
CONTOH 1
Asimilasi:
Seorang
siswa mempunyai skema tentang perkalian sebagai penjumlahan bilangan sebanyak n kali. Kemudian, guru memberikan
informasi baru mengenai ekponensial atau perkalian bilangan yang sama sebanyak n kali. Dengan pemberian informasi
tersebut, siswa akan merasa proses perkalian sebagai penjumlahan bilangan
sebanyak n kali berbeda dengan
perkalian bilangan yang sama sebanyak n
kali karena mempunyai kekhususan, yaitu dalam penulisannya. Siswa perlu
memasukkan informasi baru ini ke dalam skema yang sudah dimiliki dengan mencoba
mengerjakan proses perkalian bilangan yang sama sebanyak n kali tersebut.
Akomodasi:
Dalam
proses perkalian bilangan yang sama sebanyak n kali yang dilakukan, siswa akan memodifikasi skema yang sudah
dimiliki yaitu perkalian sebagai penjumlahan bilangan sebanyak n kali dengan menambahkan skema
eksponensial sebagai perkalian bilangan yang sama sebanyak n kali. Dengan memodifikasi, siswa akan memperoleh skema baru
mengenai eksponensial yang merupakan perkalian bilangan sebanyak n kali dengan kekhususan bilangan
tersebut sama yang kemudian dapat dituliskan dalam bentuk ab = c dengan keterangan a = sebuah bilangan, b = banyaknya pengulangan, dan c = hasil perkalian yang juga merupakan
hasil eksponensial atau perpangkatan.
CONTOH 2
Asimilasi:
Siswa
telah mempunyai skema tentang eksponensial sebagai perkalian bilangan sebanyak n kali dengan kekhususan bilangan
tersebut sama yang kemudian dapat dituliskan dalam bentuk ab = c. Kemudian guru melanjutkan pembelajaran matematika
dengan materi logaritma. Guru membimbing siswa memahami logaritma. Siswa akan
memanggil skema tentang eksponensial yang nantinya akan dimodifikasi membentuk
skema baru. Siswa perlu memasukkan informasi baru ini ke dalam skema yang sudah
dimiliki dengan mencoba mengerjakan daan memahami tentang logaritma.
Akomodasi:
Dalam proses memahami logaritma, siswa akan
memodifikasi skema yang sudah dimiliki yaitu eksponensial sebagai perkalian
bilangan yang sama sebanyak n kali
yang dapat dituliskan dalam bentuk ab = c menjadi skema logaritma
yang dapat dituliskan dalam bentuk alog c = b
dimana a disebut basis atau pokok
logaritma dan c merupakan bilangan
yang dilogaritmakan. Dengan memodifikasi, siswa akan
memperoleh skema baru mengenai logaritma tersebut
Daftar
Pustaka
Bruning, R. H.,
Scraw, G. J., Norby, M. N., & Ronning, R. R. 2004. Cognitive Psychology
and Instruction. Ohio: Prentice Hall.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Hergenhahn, B.R
dan Olson, M.H. 2010. Theories of Learning.
Jakarta: Kencana.
Upton, Penney.
2012. Psychology Express: Developmental
Psychology. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar