Minggu, 02 November 2014

MEMAKNAI IDENTITAS DALAM BERFILSAFAT MATEMATIKA



Oleh : Darul Ulum
Perkuliahan Filsafat Ilmu
Terinspirasi oleh Prof. Dr. Marsigit, M.A
Refleksi 4:  Kamis, 23 Oktober 2014 


Prinsip filsafat adalah identitas dan kontradiksi. Prinsip identitas dalam filsafat hanya terjadi dipikiran dan di akhirat. Misalnya "aku sama dengan aku", pernyataan ini hanya benar jika hanya terjadi di pikiran kita atau diakherat. Sama halnya juga dengan matematika, matematika itu hanya benar ketika masih dipikiran, ketika sudah diucapkan dan ditulis, secara filsafat sudah salah. Sedangkan prinsip kontradiksi dalam filsafat itu hanya terjadi di dunia. Ketika di dunia secara filsafat semuanya sudah sensitif terhadap ruang dan waktu. Artinya segala sesuatu di dunia itu kontradiksi. Dalam hal ini arti dari kontradiksi filsafat berbeda dengan kontradiksi di dalam matematika. Kontradiksi dalam filsafat berbeda dengan kontradiksi dalam matematika. Kontradiksi dalam matematika artinya tidak konsisten. Sesuatu yang tidak konsisten, pastilah kontradiksi. Tidak konsisten dalam matematika adalah tautologi, artinya apapun pasti benar. Sedangkan kontradiksi dalam filsafat adalah bukan identitas. Dalam filsafat, predikat termuat dalam subyek. Yang dimaksud dengan predikat itu sendiri adalah semua sifatmu termasuk nama, hak dan kewajiban.
Dan apabila berlaku hukum identitas maka aku sama dengan aku, kamu sama dengan kamu, telur sama dengan telur, satu sama dengan satu, saya yang dulu sama dengan saya yang sekarang, dan lain sebagainya. Tetapi ketika direnuungkan kembali, aku yang pertama pastilah tidak sama dengan aku yang kedua karena aku yang pertama diucapkan lebih dulu, sehingga akan berbeda seper sekian detik. Kamu yang pertama pastilah tidak sama dengan kamu yang kedua karena kamu yang pertama diucapkan lebih dulu, sehingga akan berbeda seper sekian detik.  Satu yang pertama pastilah tidak sama dengan satu yang kedua karena satu yang pertama diucapkan lebih dulu, sehingga akan berbeda seper sekian detik. Saya yang dulu pastilah berbeda dengan Saya yang sekarang karena sudah menempati ruang dan waktu yang berbeda. Jadi, semua di alam ini adalah kontradiksi (karena tidak berlaku hukum identitas). Yang ada hanyalah relatif terhadap ruang dan waktu. Satu-satunya yang tidak kontradiksi hanyalah Allah SWT, Tuhan Yang Menguasai Alam ini.
Salah satu tujuan dari filsafat adalah menemukan pemahaman dan tindakan yang sesuai. filsafat erat kaitannya dengan ilmu. karena bagaimana pun, tujuan dipelajari ilmu adalah untuk dapat dipahami kemudian direalisasikan ke dalam kehidupan yang nyata. tanpa pemahaman, ilmu tidak akan mungkin dapat dikuasai. matematika dan filsafat memiliki hubungan yang cukup erat, dibandingkan ilmu2 lainnya. alasannya, filsafat merupakan pangkal untuk mempelajari ilmu dan matematika adalah ibu dari segala ilmu. ada juga yang beranggapan bahwa filsafat dan matematika adalah ibu dari segala ilmu yang ada. hubungan lainnya dari matematika dan filsafat karena kedua hal ini adalah apriori dan tidak eksperimentalis. hasil dari keduanya tidak memerlukan bukti secara fisik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar